Konyol. Di tengah kebosananku yang hanya duduk sembari mendengarkan dongeng dosen, aku masih bisa memikirkan kamu.
Ini fatal. Perasaan aneh yang membuat seseorang mempunyai keahlian
baru, yaitu memunculkan wajah-wajah yang sebenarnya tak nyata di depan
mata.
Bagaimana bisa aku melihat bayanganmu terbentang di layar
depan kelas, dengan transparansi setengahnya, terselip di
antara nutrisi protein yang harus di maksimalkan pada hewan? Mengerikan.
Semacam proyektor yang menjadi semakin buram di depan mahasiswanya
Ini bisa jadi cikal bakal atau ide dasar munculnya teknologi baru, yang mana orang-orang tak memerlukan lagi monitor sebagai media yang mampu memunculkan dengan jelas
lekuk-lekuk wajah pujaannya. Ya, cukup dengan satu rasa yang mereka
kenal sebagai cinta, bayangan itu telah ada di hadapanku. Salah satu
keyakinan yang menyatakan hologram.
Sosok
hologram serupa kamu yang muncul secara rapat di setiap sudut laboratorium yang fakultas miliki ternyata menyadarkan aku akan beberapa fakta, yaitu aku
mencintai kamu bukan hanya dengan logika, rasio, ataupun deret ordinal.
Bukan hanya karena kamu memenuhi standar kriteria ideal yang aku
tetapkan. Bukan pula sebatas menyentuh-disentuh-tersentuh. Aku mencintai
kamu di luar akal, dengan nama kamu berputar-putar di sekitar kepala.
Bukankah itu cukup rasional untuk menjelaskan hal-hal irasional yang
terjadi?
Apa dengan membaca ini kamu jadi jatuh kepusingan?
Baiklah, jangan lagi dipikirkan, sebab ini bukanlah pertanyaan yang
memburu jawaban. Cukup rasakan, simpan dan beri aku satu senyuman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar